ANAK INGUSAN ITU TELAH BERANJAK DEWASA BANG..

  • Administrator
  • Sabtu, 30 Desember 2023 18:25
  • 160 Lihat
  • Politik

Jakarta media-m2000.com. Mungkin sebelum belumnya Publik sempat dibuat heboh dengan beberapa rumor yang mengatakan bahwa Gibran seolah olah sedang berupaya menghindar karena seperti takut debat dengan Bpk Muhaimin Iskandar dan Prof Mahfud MD,dan bahkan dalam narasi yang paling ekstrim banyak yang mengolok olok bahwa Gibran akan “ di rujak” oleh dua Cawapres lainnya di debat malam ini.

Tapi faktanya sungguh diluar dugaan,Gibran malam ini telah berubah bak seorang penyihir yang dengan tongkat saktinya berhasil mengombang ambingkan perasaan publik hingga kemudian memaksa seluruh mata yang yang melihatnya menjadi terbelalak selebar lebarnya.

Ya,Gibran..

Seorang anak yang kerap disebut” anak ingusan”atau “bocah bau kencur”malam ini telah menemukan magicnya.

Di luar ekspektasi kebanyakan orang pemuda yang cenderung tidak banyak bicara ini tiba tiba menjelma menjadi pakar dengan terampil,lugas menguliti topik dan tema pada tataran yang jauh lebih Praksis.

Mengapa begitu??

Dalam debat Cawapres yang mengusung tema "Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan" malam ini betul betul layaknya sebuah makanan yang renyah untuk Gibran.kenapa tidak,karena dibandingkan dua kandidat lain maka Gibran lah yang paling dekat secara background atas topik topik tersebut jadi wajar saja bila Gibran sangat mahir dalam mengemukakan analisanya.

Dan ini sangat berbeda dengan Pak Muhaimin Iskandar dan Prof Mahfud MD yang terlihat seperti seorang anak SD yang sedang menghafal beberapa materi yang semalam seolah olah dipaksakan untuk secepatnya masuk dalam otak kedua beliau tersebut sehingga yang nampak kemudian analisa analisanya cenderung teks book dan sangat normatif.ini jelas karena keduanya memang tidak memiliki pengalaman yang empirik dengan tema tema yang dibahas malam ini.

 

Muhaimin Iskandar

Cawapres nomor urut 1 ini beberapa kali melakukan blunder dengan dengan pertanyaan pertanyaannya yang seperti kontraproduktif dengan pernyataan pernyataannya lainnya.mungkin ini pengaruh dari Capresnya yang meskipun tidak memiliki landasan ideologis yang kuat tetapi berusaha memaksakan diri dalam rangka memframing dirinya sebagai antitesis pemerintah dengan jargon perubahannya.

Contoh :

Ketika Pak Muhaimin menyebut harus membangun 40 kota selevel Jakarta dan peningkatan dana desa menjadi 5 Milyar yang terkesan ambisius namun di sisi berikutnya ia hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka angka 5.5-6.0% dengan alasan beliau berpikir realistis.

Dari dua pernyataan ini saya lihat ada lompatan yang kelihatan sangat ceroboh karena lagi lagi dua frasa itu secara spontan akan menciptakan dua bentuk “rasa” yang sengaja diciptakan secara bersamaan yaitu di point pertama ada rasa optimisme dan di point' kedua malah Pak Muhaimin menggerus rasa optimisme itu dengan pesimisme yang cukup retoris.

Kira tentu sulit membayangkan bila kedua “ rasa” itu kita cicipi secara bersamaan.

Amboi..geli geli gimana gitu..

Tapi ya sudah..kita jogetin aja..

Slepetnomix aja.. wkwkwk

Prof.Mahfud MD

Meskipun dalam beberapa kesempatan Prof Mahfud bertanya tentang Tax Ratio 23%,infrastruktur sosial dan target Pertumbuhan ekonomi 7% yang ekonomi banget tetapi tak bisa di pungkiri bahwa sesuai dengan Background,beliau lebih berpengalaman sebagai Ahli Hukum daripada tema tema yang dibahas malam ini ,saya justru menilai Pak Mahfud MD tidak banyak memberikan argumen argumen secara taktis.

Saya agak heran,apakah Pak Mahfud memang tidak menguasai Tema atau memang Pak Mahfud sedang bermanuver agar lawan bicara bisa tergiring pada topik hukum yang beliau sangat ahli atau apa..

Tapi bila di perhatikan frasa frasa yang dikeluarkan Pak Mahfud selalu berputar berputar sesaat dan ujung ujungnya akan kembali pada frasa “trust,kepastian Hukum,pemberantasan korupsi dan perilaku perilaku hukum yang menyimpang.jadi kemudian yang tercipta ketika mendengarkan pernyataan pernyataan Prof.Mahfud MD maka ritme dan rasa yang ditimbulkan malah  menjadi tawar.karena persepsi publik lebih dulu mengetahui titik pijak “ending” nya justru sebelum Prof Mahfud selesai menutup analisanya.

Dan bagi saya terasa kurang greget..

Gibran..

Satu kata yang paling bisa mempresentasikan Gibran malam ini adalah kata “woooow..”

Mengapa demikian???

Sosok Anak muda solo yang terkesan pendiam bak penguasa dalam panggung debat cawapres malam ini.

Beliau sangat enteng dan santai menjelaskan program makan siang gratis padahal program ini sudah di gadang gadang akan jadi polemik karena memiliki potensi menggerus APBN sebesar 400 Triliun,...dan Gibran terlihat begitu tenang.

Dalam analisa saya panggung debat malam ini seharusnya bisa lebih lama lagi karena ada beberapa program dari Gibran yang perlu penjelasan yang lebih detail seperti hilirisasi digital,tax Ratio 23% dan makan siang gratis agar publik bisa mengetahui program program secara lebih rinci,lengkap dan gamblang.

Tetapi sayang,apakah karena memang waktunya sangat terbatas ataukah justru karena lawan debat tidak menguasai materi maka publik kemudian terkesan hanya mendapatkan program program bagus ini di tataran kulitnya saja.dan ini tentu akan memberikan persepsi yang bermacam macam nantinya.

Sangat di sayangkan sekali…

Tapi ya sudahlah,,,

Yang jelas dalam debat cawapres ini kita bisa ambil kesimpulan bahwa kampanye dalam definisi yang sesungguhnya adalah bagaimana ia bisa menciptakan rasa optimis dalam dada seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi Bangsa pemenang di kemudian hari.

Dan sosok Gibranlah yang telah cukup ideal menjadi sosok yang bisa memperkenalkan mimpi itu secara sempurna.

Jadi jelas ya..

Jagoan dalam debat cawapres ini adalah Gibran Rakabuming Raka..

Sumber / Penulis  : Sutrisno ( Ketua Umum BRPN )

Komentar

0 Komentar